ZUPERZ- – Melakukan stretching sebelum dan sesudah olahraga bukan sekadar formalitas. Jika diabaikan, dampaknya bisa cukup serius bagi tubuh. Cedera seperti terkilir, tendonitis, hingga masalah pada lutut berisiko terjadi saat tubuh tidak dipersiapkan dengan baik untuk berolahraga.
Hal ini ditegaskan oleh dokter Adrian, Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, dalam sebuah perbincangan bersama Dokter Tirta.
“Warming up dan cooling down seharusnya 5 sampai 15 menit,” jelas dokter Adrian, dikutip kanal YouTube Tirta Peng Peng Peng pada Kamis (29/5/2025).
Menurut dokter Adrian, masih banyak orang menganggap pemanasan dan pendinginan hanya kegiatan tambahan sebelum dan sesudah olahraga. Padahal, aktivitas ini sangat penting untuk menjaga performa dan mencegah cedera.
Ia menambahkan bahwa pemanasan yang ideal mencakup dynamic stretching serta gerakan yang relevan dengan jenis olahraga yang akan dilakukan.
“Yang intinya kita dynamic stretching ya dan kedua melakukan gerakan sesuai olahraga yang akan kita lakukan,” terangnya.
Dokter Tirta, yang juga dikenal aktif dalam kegiatan olahraga, mengakui dirinya pernah menyepelekan pentingnya pemanasan. Ia bercerita bahwa pengalaman pribadinya menjadi pelajaran berharga setelah mendapat teguran dari pelatih lari.
“Itu aku baru tahu pentingnya warming up tuh setelah aku daftar ke pelatihan lari. Pelatih lariku selalu negur kalau warming up kurang. Dulu aku warming up cuma 3 menit,” ungkap Tirta.
Setelah memahami konsep dan fungsi pemanasan, ia pun menyadari bahwa tubuh membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri sebelum menghadapi beban latihan yang berat.
“Kalau kayak gitu caranya rate terlalu naik, nanti cardio drift-nya kamu harus menjaga di 120. Jadi biar tenagamu siap,” jelasnya.
Manfaat Medis dari Warming Up dan Cooling Down
Secara medis, warming up berperan mempersiapkan tubuh, terutama jantung dan otot, untuk menghadapi aktivitas fisik yang lebih intens.
“Kalau sudah warming up, pompa jantungnya jadi bagus, terus otot itu vasodilatasinya lebih optimal. Makanya performanya lebih enak,” kata dokter Adrian.
Dengan aliran darah yang meningkat secara bertahap dan suhu tubuh yang naik perlahan, otot menjadi lebih fleksibel dan siap bekerja maksimal tanpa risiko cedera mendadak.
Sementara itu, cooling down atau pendinginan berfungsi untuk menormalkan kembali kerja tubuh setelah olahraga. Aktivitas ini membantu menurunkan detak jantung secara bertahap dan mencegah efek seperti pusing, nyeri otot, hingga kram akibat penghentian gerakan secara mendadak.
Pendinginan bisa dilakukan dengan static stretching atau berjalan perlahan selama beberapa menit.
Stretching Adalah Kunci Keamanan Olahraga
Baik untuk aktivitas berat maupun ringan, seperti bersepeda atau bermain bulu tangkis, stretching tetap wajib dilakukan agar otot tetap lentur dan tidak kaku.
“Stretching dan warming up harus diluangin benar-benar waktu. Jangan buru-buru,” pesan dokter Adrian sebagai penutup. (*)