ZUPERZ – Banyak dari kita, apalagi anak muda, mungkin gak sadar kalau kebiasaan scroll medsos tiap hari bisa ngasih efek serius ke otak. Dua istilah yang sering banget kejadian: doomscrolling (baca berita negatif terus-menerus) dan zombie scrolling (nge-scroll tanpa tujuan, cuma buat “ngisi waktu”).
Meskipun kelihatannya sepele, kebiasaan kayak gini bisa memicu kondisi yang disebut brain rot. Bukan literally otaknya busuk, ya tapi ini istilah buat menggambarkan menurunnya kemampuan berpikir, gampang lelah mental, dan makin susah fokus gara-gara terlalu banyak konsumsi konten digital yang nggak berkualitas.
Menurut Ibu Mia, Psikolog dari IPB University, konsumsi konten digital yang gak terkendali punya dampak nyata ke fungsi otak.
“Semua kebiasaan ini dapat meningkatkan rasa cemas, stres, bahkan depresi,” ujarnya, Selasa (3/6/2025).
Nah, ini dia tiga alasan kenapa brain rot bisa muncul dari cara kita pakai medsos sehari-hari:
1. Fokus Jadi Pendek Banget (Attention Span Drop)
Konten-konten instan kayak video pendek di TikTok atau Reels bikin otak kebiasa dengan hal-hal yang cepat. Akibatnya, pas harus ngerjain tugas panjang atau mikirin hal yang rumit, kita gampang frustrasi.
“Mereka cenderung kehilangan kesabaran saat menghadapi masalah yang tidak memiliki jawaban segera,” jelas Ibu Mia.
2. Otak Overload (Cognitive Overload)
Setiap hari otak kita dibanjiri informasi tanpa sempat istirahat. Ini bikin kita gak sempat mikir panjang atau kritis. Akhirnya, info apapun gampang kita telan mentah-mentah tanpa filter.
“Ini akan menghambat kemampuan mereka dalam berpikir logis, mengambil keputusan yang tepat, dan menyelesaikan masalah,” lanjutnya.
3. Kecanduan Dopamin Instan (Instant Gratification)
Medsos didesain buat bikin kita betah di layar. Tiap lihat video lucu atau notifikasi, otak lepasin dopamin zat yang bikin kita merasa senang. Tapi ini juga bisa bikin kita kecanduan dan lupa waktu.
“Tanpa sadar kita bisa habiskan waktu berjam-jam cuma scroll layar, padahal nggak dapet manfaat apa-apa,” tambahnya.
Data dari Common Sense Media menunjukkan remaja di AS bisa habiskan lebih dari 8 jam sehari di depan layar dan mayoritas buat hiburan, bukan belajar. Di Indonesia pun tren serupa terlihat, apalagi di kalangan usia 16–24 tahun yang jadi pengguna medsos paling aktif.
Makanya, penting banget mulai melek digital hygiene alias bijak dalam konsumsi konten. Bisa dimulai dari:
- Batasin waktu di depan layar
- Pilih konten yang bener-bener bermanfaat
- Coba aktif di dunia nyata: baca buku, olahraga, ngobrol langsung sama temen
Intinya, punya kontrol atas cara kita pakai digital itu kunci. Supaya otak tetap tajam, mood terjaga, dan kita nggak jadi korban dari konten yang terus mendorong kita buat scroll tanpa henti. (*)