For YouRagam

Menanti Era Baru: Kapan 6G Hadir dan Apa Bedanya dengan 5G?

×

Menanti Era Baru: Kapan 6G Hadir dan Apa Bedanya dengan 5G?

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi (Source : Canva)

ZUPERZ – Teknologi jaringan generasi keenam atau 6G mulai ramai diperbincangkan di kalangan pecinta teknologi. Padahal, jaringan 5G sendiri belum sepenuhnya merata di seluruh dunia. Lalu, kapan 6G benar-benar hadir dan apa bedanya dengan 5G?

Meskipun 5G sudah dianggap sangat cepat hingga mampu mengunduh film hanya dalam hitungan detik teknologi 6G diprediksi akan 50 hingga 100 kali lebih kencang. Bahkan, kecepatan jaringan ini digadang-gadang bisa mengunduh ribuan file atau perpustakaan digital hanya dalam waktu singkat.

Para peneliti memperkirakan 6G baru akan mulai digunakan sekitar tahun 2030. Negara-negara seperti Amerika Serikat, Tiongkok, Korea Selatan, dan Finlandia sudah mulai melakukan penelitian intensif. Meski begitu, penggunaan komersial masih jauh dari kata dekat. Jadi, untuk sekarang, belum perlu terburu-buru mengganti perangkat.

Dibandingkan dengan 5G, teknologi 6G bukan cuma peningkatan dari sisi kecepatan. Dari segi latensi, 5G memiliki jeda sekitar 1-10 milidetik (ms), sementara 6G diprediksi bisa menurunkannya hingga 0,1 ms. Artinya, teknologi seperti operasi jarak jauh menggunakan robot bisa lebih akurat dan aman dilakukan di masa depan.

Dari sisi infrastruktur pun berbeda jauh. 5G masih mengandalkan menara seluler, sementara 6G akan mulai menggunakan jaringan satelit orbit rendah (LEO) dan kecerdasan buatan (AI) untuk mengatur sistem secara otomatis. Ini membuka peluang agar wilayah terpencil seperti daerah pegunungan atau perairan bisa merasakan koneksi yang stabil.

Selain itu, kecepatan 6G diproyeksikan bisa mencapai 1 terabit per detik (1 Tbps) bandingkan dengan 5G yang ‘hanya’ mampu menyentuh 1–10 Gbps. Ini memungkinkan pengalaman seperti streaming video 8K tanpa buffering atau penggunaan teknologi VR/AR super realistis dengan koneksi nyaris tanpa jeda.

Tak hanya cepat, 6G juga didesain untuk lebih efisien energi. Konsep green network menjadi salah satu fokus utama agar jaringan ini tidak menguras konsumsi listrik secara berlebihan.

Bahkan, jaringan 6G akan dibekali dengan AI terintegrasi, yang memungkinkan sistem menganalisis kondisi jaringan secara real-time, memperbaiki gangguan secara otomatis, dan mengoptimalkan kecepatan berdasarkan kebutuhan pengguna.

Meski menjanjikan banyak hal baru, 6G tidak akan langsung menggantikan 5G. Seperti perpindahan dari 4G ke 5G sebelumnya, proses adopsinya diperkirakan butuh waktu panjang. Banyak pihak memperkirakan baru sekitar tahun 2040 teknologi ini bisa digunakan secara luas oleh masyarakat umum.

Beberapa perusahaan besar seperti Huawei, Nokia, dan Samsung telah memulai uji coba awal, namun masih berada dalam tahap sangat dini. Perangkat yang mendukung 6G nantinya juga diprediksi akan hadir dengan harga tinggi di awal peluncuran.

Untuk sekarang, masyarakat masih disarankan memaksimalkan potensi 5G yang sudah tersedia. Teknologi ini masih sangat relevan, apalagi dengan harga perangkat yang makin terjangkau dan jangkauan jaringan yang terus berkembang.(MG/Wahyuni)