Ketua Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia, Arsjad Rasjid sebagai pembicara utama menghadiri program unggulan “Meet The Leaders” yang kembali digelar di Universitas Paramadina.
Menurut Arsjad saat ini masyarakat bahkan bisa dikatakan sudah tak punya uang lagi untuk berbelanja, meski angka pertumbuhan ekonomi masih terlihat positif.
Dampak konflik internasional begitu memengaruhi perekonomian nasional.
Berbagai perubahan geopolitik dunia ikut memukul ekonomi Indonesia, mulai dari konflik di Timur Tengah, efek kebijakan Donald Trump, hingga perang Rusia-Ukraina. Bahkan, ekonomi Tiongkok yang biasanya stabil kini melambat, sehingga memberi tekanan lebih pada ekonomi global dan domestik.
Arsjad menyoroti bahwa tantangan utama ekonomi Indonesia bukan semata-mata pada angka pertumbuhan. Ia menyebut kondisi tersebut sebagai alarm bagi keberlanjutan konsumsi domestik.
Masalah ketenagakerjaan juga menjadi sorotan. Meskipun tingkat pengangguran terbuka menurun, jumlah pengangguran secara absolut justru meningkat menjadi lebih dari 7,28 juta orang. Bahkan, sekitar 60% angkatan kerja masih berada di sektor informal.
Ia juga mengungkapkan bahwa hanya terdapat dua sumber pendapatan utama di Indonesia, yaitu dari berdagang dan dari bekerja.
Arsjad menekankan bahwa investasi yang selama ini diharapkan sebagai solusi ketenagakerjaan justru lebih padat modal, bukan padat karya.