ZUPERZ – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Hasanuddin (Unhas) menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Pembuatan Kerupuk Tomat sebagai Sumber Likopen dan Inovasi Pangan Bergizi.
Pelatihan berlangsung di rumah Dilan (Pendidikan dan pelatihan), Kelurahan Tamaona, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Senin (28/07) yang merupakan program kerja mahasiswa KKN jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan.
Pelatihan bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pembuatan kerupuk tomat yang tidak hanya lezat, tetapi juga bergizi, mudah dibuat di rumah, disukai anak-anak, serta berpotensi menjadi peluang usaha rumahan.
Dengan menambahkan tomat sebagai bahan utama, kerupuk yang dihasilkan diharap mampu menjadi sumber likopen yang bermanfaat sebagai antioksidan alami untuk menjaga kesehatan tubuh.
Eli Saputri, mahasiswa KKN menyampaikan bahwa pelatihan tersebut diharapkan dapat menjadi alternatif pangan bergizi yang mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat, karena peralatan dan bahan yang digunakan sederhana serta mudah diperoleh karena ketersediaannya yang sangat melimpah.
“Dengan menambahkan tomat ke dalam adonan kerupuk, kita dapat meningkatkan kandungan gizinya tanpa mengurangi cita rasa. Selain itu, warna merah alami dari tomat dapat membuat kerupuk tampak lebih menarik, khususnya bagi anak-anak yang cenderung pemilih terhadap makanan. Kandungan likopen dalam tomat juga berperan sebagai antioksidan alami yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh,” ujarnya.
Peserta yang didominasi oleh ibu-ibu PKK di kelurahan Tamaona sangat antusias mengikuti setiap tahapan pembuatan kerupuk tomat, mulai dari proses pencampuran bahan, pembentukan adonan, hingga proses penggorengan dan pengemasan produk kerupuk tomat.
“Pelatihan ini sangat bermanfaat karena kami jadi tahu cara membuat camilan yang tahan lama, praktis disajikan kapan saja, serta berpotensi dijadikan peluang usaha rumahan,” ujar Ibu Fatmawati, salah satu peserta pelatihan.
Masyarakat menyambut positif kegiatan ini. Harapannya dapat menumbuhkan kreativitas dalam mengolah bahan pangan lokal yang bergizi dan bernilai ekonomis, sekaligus mendorong masyarakat untuk memulai usaha yang berawal dari dapur sendiri. (*)