Ragam

Sasar Tiga Sekolah Dasar, Mahasiswa KKN Unhas Galakkan Gerakan Cuci Tangan di Bonto Sinala

×

Sasar Tiga Sekolah Dasar, Mahasiswa KKN Unhas Galakkan Gerakan Cuci Tangan di Bonto Sinala

Sebarkan artikel ini
Mahasiswa Unhas sosialisasi soal pentingnya cuci tangan di tiga sekolah

ZUPERZ – Dalam upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya kebersihan tangan sejak usia dini, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar program bertajuk “Gerakan Cuci Tangan: Edukasi untuk Anak Sekolah Dasar”. Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari, pada 24–26 Juli 2025, di Desa Bonto Sinala, Kecamatan Sinjai Borong.

Tiga sekolah dasar menjadi sasaran program, yaitu SDN 79 Bongki-Bongki, SDN 188 Tomantang, dan SDN 225 Polewali. Selama kegiatan berlangsung, para mahasiswa KKN memberikan edukasi interaktif tentang pentingnya mencuci tangan menggunakan sabun, sebagai langkah sederhana namun sangat efektif dalam mencegah penyebaran penyakit menular.

Kegiatan ini disusun tidak sekadar sebagai ceramah satu arah, tetapi dikemas dengan metode yang menyenangkan dan mudah dicerna oleh anak-anak. Edukasi disampaikan melalui penyuluhan ringan, simulasi praktik mencuci tangan sesuai standar WHO, serta permainan edukatif yang membangun semangat dan pemahaman.

Anak-anak yang mengikuti tampak sangat antusias, menunjukkan bahwa pendekatan humanis dan kreatif lebih efektif dalam menginternalisasi kebiasaan sehat. Selain edukasi, mahasiswa juga menyediakan fasilitas cuci tangan sederhana di lingkungan sekolah yang dapat digunakan secara berkelanjutan, serta membagikan media visual seperti poster dan buku saku sebagai pengingat dan penunjang pembelajaran jangka panjang.

Mengubah Kebiasaan dari Hal Terkecil menurut Gebrianty Borotoding, penanggung jawab kegiatan, edukasi seperti ini harus dimulai sedini mungkin.

“Kebiasaan mencuci tangan mungkin terlihat sepele, tapi ini adalah pondasi dasar dari hidup sehat. Banyak penyakit menular yang bisa dicegah hanya dengan mencuci tangan dengan benar. Kami berharap anak-anak bisa menjadi contoh di rumah dan lingkungannya,” jelas Gebrianty.

Ia juga menambahkan bahwa kebersihan tangan bukan hanya soal menjaga diri, tetapi bentuk kepedulian sosial—karena tangan yang bersih membantu mencegah penularan ke orang lain, terutama anggota keluarga yang rentan seperti bayi dan lansia.

Apresiasi Penuh dari Pihak Sekolah. Respons positif datang dari berbagai pihak sekolah. Kepala SD 225 Polewali mengungkapkan kebahagiaannya melihat semangat anak-anak yang meningkat selama kegiatan berlangsung.

“Melihat antusiasme siswa ketika belajar mencuci tangan membuat kami terharu. Para mahasiswa membawa semangat positif dan pendekatan yang menyenangkan. Anak-anak tidak hanya belajar, mereka juga menikmati prosesnya,” ucapnya.

Menurutnya, kehadiran mahasiswa KKN telah menciptakan suasana yang berbeda di sekolah. Edukasi yang biasanya dilakukan secara formal dan kaku, kini menjadi lebih hidup dan menyenangkan. Ia berharap semangat ini dapat terus dijaga oleh guru dan siswa setelah program berakhir.

Sementara itu, dari pihak SDN 79 Bongki-Bongki, guru-guru menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya mengedukasi siswa, tetapi juga menjadi refleksi bagi tenaga pendidik untuk semakin aktif dalam kampanye kesehatan sekolah.

“Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini. Semoga menjadi pemantik untuk sekolah-sekolah lainnya dalam menanamkan kebiasaan sehat. Anak-anak jadi lebih sadar pentingnya mencuci tangan sebelum makan dan setelah bermain,” ungkap salah satu guru.

Harapan akan keberlanjutan yang tidak kalah penting adalah harapan besar terhadap keberlanjutan program. Dari SDN 188 Tomantang, para guru menyampaikan pentingnya program seperti ini dijalankan secara bertahap dan berkelanjutan.

“Kami berharap ini tidak hanya selesai di sini. Harus ada kesinambungan, mungkin melalui kolaborasi lebih luas dengan dinas kesehatan, tokoh masyarakat, dan organisasi pendidikan lainnya. Jangan sampai berhenti pada seremoni,” ujar salah satu guru dengan nada optimis.

Ia juga menyarankan agar kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan oleh mahasiswa dapat menjadi fondasi program sekolah jangka panjang, bukan sekadar program insidental yang hilang setelah KKN berakhir. Dari Langkah Kecil Menuju Dampak Besar Melalui “Gerakan Cuci Tangan”, mahasiswa KKN Unhas menunjukkan bahwa perubahan besar dapat dimulai dari langkah kecil, dan yang lebih penting lagi dilakukan bersama.

Edukasi yang mereka berikan tidak hanya menyentuh sisi pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai dan kebiasaan hidup bersih pada anak-anak di usia krusial. Dengan dukungan penuh dari warga sekolah dan perangkat desa, kegiatan ini diharapkan menjadi warisan edukatif yang akan terus hidup dan berkembang, menjadikan sekolah-sekolah di Bonto Sinala sebagai contoh dalam penerapan hidup sehat sejak dini.