Seorang warga Desa Kepung, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, bernama Pak Eko, mengaku mendapat teror dan tekanan sosial setelah memprotes kegiatan pawai sound horeg yang digelar di desanya.
Dalam aduannya ke Radio Andika pada Selasa (29/7), Pak Eko menceritakan bahwa rombongan sound horeg sengaja menghentikan kendaraan mereka tepat di depan rumahnya dan menyalakan musik bersuara keras hingga malam hari. Padahal saat itu, orang tuanya sedang dalam kondisi sakit.
Pak Eko mengaku telah melaporkan kejadian tersebut ke Kepala Desa namun tidak digubris.
Ia juga mengungkapkan bahwa banyak warga sebenarnya keberatan dengan kegiatan tersebut, terutama karena adanya pungutan iuran panitia sebesar Rp500 ribu per kepala keluarga. Namun, mayoritas warga memilih diam karena takut, bahkan ada yang sampai mengungsi dari desa sementara waktu.
Akibat kejadian ini, Pak Eko dan keluarganya mengalami tekanan psikologis. Hubungan sosialnya memburuk, warga sekitar mulai menjauh, dan fotonya bersama sang istri disebarluaskan di komunitas sound horeg disertai narasi bernada negatif.