Rencana Menteri Kebudayaan Fadli Zon untuk menulis ulang sejarah nasional dengan pendekatan positif menuai kritik tajam dari kalangan mahasiswa. Presiden BEM Universitas Negeri Makassar (UNM), Syamry, menyampaikan kekecewaannya dalam aksi demonstrasi di Jalan AP Pettarani, Kamis (31/7/2025).
Dalam orasinya, Syamry menilai bahwa pendekatan sejarah yang hanya menyoroti sisi positif pemerintahan berpotensi mengaburkan peristiwa-peristiwa kelam yang juga merupakan bagian penting dari perjalanan bangsa.
Rencana penulisan ulang sejarah itu dikabarkan akan dibahas langsung oleh Fadli Zon saat mengunjungi UNM pada 4 Agustus mendatang. Namun, mahasiswa mempertanyakan proses perumusannya yang dinilai tidak melibatkan elemen penting seperti akademisi, budayawan, dan masyarakat sipil.
“Harusnya dipanggil secara terbuka siapapun itu, baik akademisi, mahasiswa, budayawan, dan sebagainya,” kritik Syamry.
Sebelumnya, Fadli Zon menyampaikan pandangannya bahwa istilah seperti “orde lama” dan “orde baru” perlu dikaji ulang karena tidak mencerminkan semangat positif dalam membingkai sejarah nasional. Ia menekankan pentingnya menonjolkan pencapaian para pemimpin bangsa dari era Soekarno hingga Jokowi.
Namun pendekatan itu dinilai problematik oleh banyak pihak. Mereka khawatir sejarah hanya akan ditulis untuk kepentingan politik tertentu dan mengabaikan objektivitas akademik.
@fajarupdate Presiden BEM UNM, Syamry, menyemprot rencana penulisan ulang sejarah oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon. Hal ini diungkapkan Syamry di sela-sela aksi demonstrasi ratusan mahasiswa UNM di Jalan AP Pettarani, Kecamatan Rappocini, kota Makassar, Kamis (31/7/2025). Seperti diketahui, pada penulisan sejarah itu, Fadli mengusulkan hanya sejarah baik yang akan dibukukan. Bahkan, rencananya pada 4 Agustus mendatang Fadli Zon akan datang ke UNM untuk membahas mengenai rencana penulisan ulang sejarah tersebut. "Kami sebenarnya tidak menolak diskusi itu, cuma menyayangkan karena statement dari Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, tidak memasukkan peristiwa kelam di masa lalu secara komprehensif," kata Syamry di lokasi. Hanya saja, kata Syamry, para sejarawan dan budayawan menemukan cerita kelam di masa lalu. Baik sebelum merdeka maupun setelah merdeka. "Padahal kalau membahas sejarah ulang, harusnya semua peristiwa baik kelam atau buruk ditulis dalam sejarah," sesalnya. "Ini akan menjadi buku mata pelajaran di sekolah bahkan di perkuliahan, menjadi memori bangsa kelak," tandasnya. Syamry bilang, sebelum memutuskan sebuah kebijakan, Fadli Zon sebagai orang nomor satu di Kementerian Kebudayaan harus melibatkan semua unsur terkait. "Harusnya dipanggil secara terbuka siapapun itu, baik akademisi, mahasiswa, budayawan, dan sebagainya," kuncinya. Sebelumnya,Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, menyampaikan pandangannya soal penulisan sejarah nasional.
♬ suara asli – fajarupdate