Campus

Mahasiswa KKN-T Unhas Gelombang 114 Olah Limbah Organik Jadi Pupuk Kompos, Dorong Pertanian Berkelanjutan di Kelurahan Pajalele

×

Mahasiswa KKN-T Unhas Gelombang 114 Olah Limbah Organik Jadi Pupuk Kompos, Dorong Pertanian Berkelanjutan di Kelurahan Pajalele

Sebarkan artikel ini

ZUPERZ – Mahasiswa KKN Tematik Gelombang 114 Universitas Hasanuddin yang ditempatkan di Kelurahan Pajalele, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Sidrap, sukses melaksanakan program inovasi bertajuk “Pemanfaatan Limbah Organik Menjadi Pupuk Kompos. Program ini dilaksanakan pada 28 Juli 2025 di kantor Kelurahan Pajalele.

Di wilayah Kelurahan Pajalele, limbah organik seperti sisa sayuran, buah, dan dedaunan kering masih menjadi persoalan lingkungan. Data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) menunjukkan limbah organik menyumbang hingga 41% dari total sampah. Melihat kondisi tersebut, tim mahasiswa KKN merancang program yang menggabungkan edukasi dan solusi nyata, mengingat sebagian warga menggantungkan hidup pada sektor pertanian.

Program ini dilaksanakan melalui sosialisasi yang bertujuan memberikan pemahaman sekaligus keterampilan kepada warga dalam mengolah limbah organik seperti limbah rumah tangga serta dedaunan kering menjadi pupuk kompos ramah lingkungan.

“Program ini kami rancang berdasarkan kajian ilmiah supaya manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh warga. Dengan memanfaatkan mikroba dan proses fermentasi, pembuatan kompos dari limbah organik jadi lebih cepat, mudah, dan tentunya bermanfaat,” jelas Ahmad Ahsanul Insan, penanggung jawab program.


Pelaksanaan program ini berlangsung interaktif, diawali pemaparan materi singkat, kemudian dilanjutkan sesi praktik menggunakan peralatan sederhana. Warga juga dibekali lembar panduan pembuatan pupuk kompos sebagai pegangan untuk memudahkan penerapan di rumah.

Antusiasme warga terlihat dari banyaknya pertanyaan dan berbagi pengalaman terkait pengelolaan limbah rumah tangga. Warga menanyakan limbah organik seperti apa yang bisa digunakan.

Ahmad Ahsanul Insan menjelaskan limbah organik dari sisa makanan bisa digunakan dalam hal ini. Namun, untuk limbah dari berasal dari hewani tidak disarankan.

“Hampir semua limbah organik, misalnya sisa rumah tangga seperti sayuran dan buah-buahan, bisa digunakan. Tapi ada pengecualian untuk sisa limbah hewani seperti sisa ikan atau daging, karena dapat menimbulkan bau tidak sedap dan mengundang hama lain yang menggangu proses fermentasi,” jelasnya.

Melalui sesi tanya jawab dan diskusi, warga semakin memahami pentingnya memilah limbah organik yang tepat untuk dijadikan bahan kompos. Pengetahuan ini diharapkan dapat membantu warga dalam menghasilkan kompos berkualitas yang aman digunakan, sekaligus mengurangi volume sampah yang dibuang ke lingkungan.

Selain mengurangi limbah yang berakhir di tempat pembuangan akhir, program ini juga membuka peluang ekonomi baru. Pupuk kompos yang dihasilkan bisa digunakan untuk kebun sendiri atau dikembangkan menjadi usaha mikro. Tim KKN berharap keterampilan ini tetap diterapkan meski masa pengabdian berakhir, sehingga terbentuk masyarakat yang mandiri, peduli lingkungan, dan kreatif dalam memanfaatkan sumber daya lokal.